Sabtu, 27 Desember 2014

Assalamu'alaikum:) Hi! This is my Task Of Jurnalisme Dakwah



Jurnalisme Dakwah



   Jurnalisme dakwah adalah suatu kegiatan menyampaikan pesan berupa dakwah kepada khalayak melalui saluran media khususnya media massa.
Dalam pengertian ini, maka jurnalisme dakwah sangat erat kaitannya dengan komunikasi massa dan media massa. Dimana komunikasi massa menurutBittneradalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang. Sedangkan Media massa menurut Leksikon Komunikasi, media massa adalah “sarana penyampai pesan yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas misalnya radio, televisi, surat kabar dan lain sebagainya. Adapun karakteristik atau ciri-ciri komunikasi massa yaitu:
       -         Komunikator terlembaga
       -         Komunikasinya anonym (tidak saling mengenal) dan heterogen (bermacam-macam kalangan)
      -         Simulasi alat indera terbatas
      -         Umpan balik (feedback) tertunda atau tidak langsung
 Fungsi Komunikasi Massa menurut Dominick, yaitu:
     1.     Suvellance (pengawasan)
     2.     Interpretation (penafsiran)
     3.     Link age (Pertalian)
   4.     Transmission Of Values (penyebaran nilai-nilai) atau bias disebut juga fungsi sosialisasi
     5.     Entertainment (hiburan)
Sedangkan fungsi komunikasi massa menurut Onong U Efendi
    1.     Informasi
    2.     Pendidikan
    3.     Mempengaruhi

Dalam kegiatan jurnalisme dakwah yang menghubungkan komunikasi didalamnya, ini juga berhubungan dengan firman Allah SWT dalam Q.S An Nahl ayat 125:
Hubungan antara Q.S An Nahl 125 dengan Jurnalisme dakwah adalah “komunikasi Massa”, dimana dalam ayat tersebut terdapat kaitan yang sangat erat dengan komunikasi persuasi atau komunikasi yang bersifat mengajak:
Komunikasi persuasi
Komunikasi persuasi disini tersirat dalam prinsip berdakwah yaitu bil hikmah wa mauidah, yaitu dengan kata-kata dan nasehat yang baik. Dimana dalam menyampaikan pesan yang berupa dakwah itu , hendaknya dalam berdakwah itu menggunakan prinsip yang terdapat dalam Q.S. An Nahl 125.
Adapun fungsi komunikasi persuasi yaitu:
·        Membentuk sikap dan perilaku
·        Menegaskan sikap
·        Mengubah sikap
Kerja persuasi dimudahkan oleh suatu pengetahuan komunikastor tentang audience atau dalam proses berdakwah audience disebut Mad’u. jadi, ketika melakukan kegiatan persuasi atau mengajak, hendaknya seorang komunikator mengetahui latar belakang audience atau mad’unya, agar pesan yang disampaikan mudah di pahami dan diterima oleh komunikan.
Dalam kegiatan jurnalisme dakwah ini, saya melakukan wawancara terhadap seorang Ustadz mengenai metode dakwah yang beliau terapkan, dimana ini merupakan salah satu kegiatan jurnalis yaitu mencari, mengumpulkan, mengolah dan menyebarluaskan. Saya telah melakukan hal demikian dan berikut laporan hasil wawancara saya terhadap beliau:


     A.   Sekilas Biografi Muballigh



Nama Lengkap                : Drs.H.Dudi Supiandi M.Ag
Tempat, Tanggal, Lahir   : Sukabumi, 24 Juli 1963
Alamat                            : Villa Kebun Raya Residence Bogor
Email                              : dudi2407@gmail.com
Moto Hidup                   : “berbuatlah yang terbaik karena Allah sudah memfasilitasi yang terbaik”

Drs.H.Dudi Supiandi M.Ag merupakan pria kelahiran Sukabumi 24 Juli 1963, beliau merupakan salah seorang Dosen Perguruan Tinggi Ilmu Tarbiyah STIT Insan Kamil Bogor. selain itu beliau juga merupakan salah seorang yang sudah cukup lama terjun dalam dunia Dakwah atau dalam kata lain beliau juga merupakan seorang Muballigh. Pria bernama lengkap Drs.H.Dudi Supiandi M.Ag sudah sangat akrab dengan panggilan atau sapaan Ustadz Dudi oleh para Jama’ahnya. Panggilan tersebut rupanya sudah sangat bersahabat bagi para jama’ahnya.

    B.   Hasil Wawancara
    Dalam wawancara yang saya lakukan dengan beliau mengenai metode dakwah yang ia terapkan ketika sedang berdakwah dalam sebuah Majelis Ta’lim, beliau mengatakan bahwa tentunya seorang muballigh dalam berdakwah akan merujuk kepada bagaimana Rasulullah SAW berdakwah, baik kurun waktu di makkah maupun di madinah kurang lebih selama 23 tahun. Prinsipnya ialah bagaimana beliau (Rasulullah SAW) menjadi contoh yang baik bagi umatnya atau yang disebut Uswatun Hasanah sebagaimana terdapat dalam firman Allah SWT Q.S. Al ahzab :21


“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah (suri teladan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”[QS. Al-Ahzaab: 21]


Dalam beberapa penjelasan yang beliau jelaskan mengenai metode dakwah, Ustadz Dudi Supiandi menguraikan beberapa point yang menurutnya sangat penting bagi kelangsungan Muballigh dalam berdakwah, diantaranya: 

     1.     Uswatun Hasanah (Contoh Yang Baik)
Seperti apa yang sudah beliau katakan di awal, Dalam menyebarkan  syiar islam atau yang sering di dengar dengan dakwah, ustadz dudi lebih memicu pada cara berdakwah Rasulullah SAW. Terutama nya itu adalah dakwah bil hal atau dakwah dengan perbuatan, yang tanpa harus banyak bicara dan teori ternyata cukup menjadi panutan bagi umat atau mad’u sekalipun dan itulah yang merupakan keberhasilan dakwah Rasulullah SAW.Menururtnya, Tidak di ragukan lagi bahwa dengan perjalanan panjang dakwah Rasulullah SAW sehingga islam bisa sampai ke pelosok negeri di dunia.
    
     2.      Merujuk Pada Firman Allah SWT


“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmahdan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Q.S. An-Nahl;125)

Menurut ustadz dudi supiandi, tentu saja ketika melihat pesan Allah dalam Al quran, dua kriteria penting dalam berdakwah yaitu:
- mengajak orang ke dalam kebaikan  dengan kata-kata yang baik yaitu tentunya dengan Retorika berdakwah yang menarik sehingga akan memberi pengaruh yang besar terhadap mad’u.
- bil hikmah, menurutnya bil hikmah disini yaitu bagaimana mengambil hikmah dalam perjalanan berdakwah, hikmah dalam arti adalah bagaimana berorientasi dalam kebaikan. Dalam teknologi modern masa kini ustadz Dudi menggunakan dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi sebagai media dakwah seperti lewat internet dan itu sangat berperan dalam berdakwah. Yang tidak kalah pentingnya lagi yaitu Bagaimana konten atau kurikulum dakwah itu sendiri, mengingat perlu rasanya bahwa sampai saat inipun masih terdapat beberapa muballigh yang mengambil penggalan hadist atau dalil lainnya hanya separuh saja tidak secara keseluruhan sehingga akan menjadi permasalah bagi umat islam misalnya ada suatu dalil yang mengatakan “Kullu Bid’atin dhalalah” yaitu setiap bid’ah itu sesat. Jadi sebagian muballigh ada yang meyakini tentang dalil tersebut dan beranggapan bahwa setiap yang berbau bid’ah itu sesat  padahal jika dilihat konteks hadistnya dan kemudian bagaimana secara keseluruhannya, tidak fair rasanya jika suatu hadist yang hanya diambil penggalannya lalu di realisasikan kepada masyarakat. Jika dianalogikan “seperti mobil angkutan umum atau yang lebih sering dikenal dengat angkot diberi lambang Mercedes benz (mercy) pada hakikatnya tetap saja itu mobil angkot tidak bisa menjadi mobil mercy, begitu pula dengan dakwah walaupun disebut bid’ah tetap saja pada hakikatnya itu adalah dakwah tidak bisa disebut sesat selama itu masih merujuk pada al quran dan hadist.” Seandainya kemajuan teknologi dan informasi ini menjadi media dan sarana terbaik untuk kemajuan berdakwah kenapa tidak?” tuturnya.

3. Berdakwah Dengan Tulisan
Menurut ustadz dudi, berdakwah yang paling asyik adalah bagaimana berdakwah dengan tulisan karena jangka waktunya juga panjang dalam arti kata tidak akan habis termakan waktu .Salah satu contoh nya adalah Imamul Ghazali yang merupakan salah seorang ulama besar, walaupun beliau sudah wafat ratusan tahun lalu tetapi buah karya beliau masih tetap ada dan dibaca oleh kebanyakan orang, “itu merupakan berdakwah sepanjang zaman” tuturnya.


     C.   Analisis
     Majelis Ta’lim Mi’rojul Ihya Bogor yang merupakan salah satu majelis ta’lim yang sering di hadiri oleh Ustadz Dudi Supiandi, beliau mengisi pengajian ibu-ibu satu kali dalam seminggu tepatnya hari rabu sore.Pengajian ini rutin dilakukan oleh ibu-ibu pengurus majelis ta’lim mi’rojul ihya beserta para jama’ahnya.
   Berdasarkan hasil wawancara saya dengan ibu-ibu jama’ah majelis ta’lim mi’rojul ihya mengenai metode dakwah yang digunakan ustadz dudi pada saat mengajar, jadi metode dakwah yang digunakan ustadz dudi adalah metode ceramah, dimana didalam metode ceramah itu beliau menggunakan retorika yang baik sehingga dapat memberi pengaruh atau mempengaruhi mad’unya untuk berantusias terhadap apa yang ia sampaikan di dalam majelis ta’lim tersebut. Selain itu, dalam setiap pertemuannya Ustadz Dudi selalu menyampaikan pembahasan yang berbeda-beda tidak hanya itu-itu saja yang dibahas sehingga mad’u sangat berantusias dan selalu memperhatikan dengan baik apa saja yang beliau sampaikan ketika pengajian sedang berlangsung. Berarti dapat disimpulkan bahawa dalam metode dakwah ini disebut dakwah yang terencana.Dimana dalam metode pengembangan kualitas dakwah disebutkan bahwa hal yang utamanya adalah perencanaan dakwah.Berarti metode yang digunakan ustadz dudi sudah mencapai tahap awal untuk mengembangkan kualitas dakwah.
Di era yang serba praktis dan serba modern ini, tentunya kemajuan teknologi mempengaruhi metode dakwah yang digunakan ustadz dudi, akan tetapi beliau lebih memanfaatkan kemajuan teknologi informasi ini untuk berdakwah. Karena beliau bukan hanya seorang muballigh akan tetapi seorang guru juga, jadi beliau menggunakan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi ketika mengajar, misalnya saja beliau menggunakan media Infocus ketika sedang mengajar, dan beliau juga menggunakan media internet sebagai sarana berdakwahnya seperti mengupload tulisan-tulisannya yang berisi nilai-nilai keislaman dan nilai-nilai dakwah sehingga kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dapat di aplikasikan dengan baik.       Walaupun sebenarnya terdapat pengaruh yang negative juga akan tetapi jika dilihat dari segi positifnya kemajuan teknologi ini dapat memberikan banyak keuntungan juga bagi mereka yang benar-benar memanfaatkannya.
Saya masih ingat jelas apa yang dosen Metodologi dakwah saya katakan yaitu “sumber hukum dan landasan metodologi dakwah tidak dapat dirubah karena sumber hukum dan landasan dakwah adalah al quran dan hadist yaitu bersifat mutlaq, akan tetapi metode dan media dakwah akan berubah seiring perkembangan zaman dan kebutuhan manusia”
Jadi kesimpulannya benar seperti apa yang Ustadz Dudi katakan bahwa “Seandainya kemajuan teknologi dan informasi ini menjadi media dan sarana terbaik untuk kemajuan berdakwah kenapa tidak?”



kewajiban dakwah
 
                                                                    

             
  
      Dakwah secara bahasa merupakan asal kata dari Da’a – Yad’u – Da’watan yang berarti mengajak.Sedangkan dakwah secara istilah adalah mengajak atau menyeru kedalam hal kebaikan.Secara teologis dakwah merupakan amal suci atau mulia manusia terhadap tuhan, secara sosiologi dakwah merupakan segala hal untuk menjadikan umat menjadi umat yang saleh dan secara filsafat dakwah itu sebenarnya mengembalikan manusia kepada fitrahnya (suci).

      Dakwah merupakan sesuatu hal yang harus dilakukan oleh umat muslim, karena dakwah adalah bagian dari tugas suci manusia terhadap Tuhan.
Adapun dalil tentang kewajiban berdakwah, seperti salah satu hadist yang artinya:

“Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakannya” (HR Muslim)

adapun firman Allah SWT yang menjelaskan tentang dakwah yaitu:




   Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma´ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.(QS: Ali Imran Ayat: 104)





Dakwah Di Era Digital



Dakwah merupakan suatu kegiatan mengajak, menyeru ke dalam kebaikan atau kearah kebaikan.Seiring perkembangan zaman, dakwah mengalami kemajuan yang pesat terlebih di era yang serba modern dan canggih ini, juga di era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang tidak kalah canggih.Istilah ini lebih akrab dinamakan dengan era digital.dimana segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi informasi dan komunikasi mengalami kemajuan dan perkembangan khususnya bagi kegiatan dakwah itu sendiri. Namun dakwah di era digital ini menimbulkan banyak kontroversi antara muballigh, misalnya ada salah seorang muballigh yang beranggapan bahwa dakwah di era digital yang menggunakan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ini seperti internet adalah merupakan bid’ah karena melakukan sesuatu yang belum pernah ada di masa atau pada zaman Rasulullah dan menjadikan suatu hadist yaitu “Kullu bid’atin dhalalah” (setiap yang bid’ah itu sesat) sebagai landasan mengapa ia mempunyai anggapan seperti itu. Memang benar adanya, akan tetapi jika dilihat dari segi manfaatnya, era digital ini sangat memberikan manfaat yang besar bagi kegiatan berdakwah, secara gitu siapa saat ini orang yang gak kenal dengan internet? Bahkan orangtua saya pun sangat antusias sekali ingin mahir dalam kegiatan browsing, downloading dan lain sebagainya.
Sebenarnya dakwah di era digital ini memang mempunyai efek atau pengaruh yang buruk juga yaitu, bisa saja didalam sebuah blog yang mengatas namakan islam atau sejenisnya yang menyerupai islam dan dalam blog itu memberikan informasi mengenai nilai-nilai dan ajaran islam akan tetapi dengan metode dan landasan yang salah sehingga menimbulkan kesan bagi para pengunjung blog “oh ternyata islam seperti ini ya, menyeramkan dan lain sebagainya” maka feedback negative pun akan didapatkan ketika dalam penyampaian pesan dakwah tidak dilakukan dengan metode yang baik, karena sebagaimana telah dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam Al Quran surat An nahl ayat 125 bahwa berdakwah itu menggunakan beberapa prinsip yaitu bil hikmah wa mauidah hasanah yaitu dengan kata-kata serta nasehat yang baik. Jadi walaupun media atau sarananya ini bersifat modern tetap saja pada hakikatnya bahwa landasan dan metodenya kembali lagi kepada Al quran dan hadist yang bersifat mutlaq. Seperti yang dosen metodologi dakwah saya katakan bahwa “sumber hukum dan landasan metodologi dakwah tidak dapat dirubah karena sumber hukum dan landasan dakwah adalah al quran dan hadist yaitu bersifat mutlaq, akan tetapi metode dan media dakwah akan berubah seiring perkembangan zaman dan kebutuhan manusia”

Terlepas dari semua itu jika kita menggunakan media internet yang ada di era digital ini dengan sebaik-baiknya khususnya dalam kegiatan berdakwah, dan tetap berlandaskan pada al quran dan hadist, insyaAllah jalan yang ditempuh akan mudah dan feedback yang di dapatkan pun akan positif, dapat dilihat juga contoh berdakwah via internet yang saat ini sangat ramai di khalayak, siapa yang saat ini tidak mengenal sosok Ustadz Felix Siauw terlebih dalam akun twitternya, sudah sangat banyak sekali mempunyai banyak followers . selain itu, siapa juga yang tidak mengenal sosok ustadz Yusuf Masyur? Dalam akun twitternya pun beliau aktif dan sering mempost kata-kata atau nasehat yang sangat baik.Itulah salah satu contoh kecil positif dari sekian banyaknya contoh yang dapat kita ambil dari kemajuan teknologi ini bagi kelangsungan dan nkesuksesan dakwah.

Sekedar mengutip moto hidup dari seorang muballigh yang saya kenal yaitu Drs.H.Dudi Supiandi M.Ag “berbuatlah yang terbaik karena Allah sudah memfasilitasi yang terbaik”

    dapat disimpulkan bahwa diera digital inilah fasilitas yang terbaik yang dianugerahkan Allah SWT untuk kelangsungan dakwah dan kemajuan umat islam maka dari itu kita wajib berbuat yang terbaik sehingga kita menjadi umat yang terbaik. Amin amin yaa rabbal alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar